Malang, 11 September 2013
22:49
"Tidak perlu menguasai
teori untuk mengetahui kebenaran suatu hal, cukup dengan logika dan pemikiran
yang terbuka"
Malam ini kami 15 orang
dari SMAN 10 Malang (Sampoerna Leadership Academy) dibawa oleh guru sekaligus
kepala asrama kami ke suatu seminar yang membahas tentang “orang-orang di
persimpangan kiri jalan (istilah yang dipakai Soe Hok Gie dalam bukunya untuk
menjelaskan PKI)”. Di sebuah kafe di kawasan Blimbing (Malang) kami
diperkenalkan dengan sebuah film yang konon peredarannya menjadi perdebatan
bagi beberapa orang.
Jagal
Kami datang terlambat dan
kehilangan cerita awal dari film tersebut. Bagi orang yang lebih suka film
romantis seperti saya mungkin menganggap bahwa film itu tidak berisi. Namun,
bagi beberapa teman saya yang tergila-gila akan film dokumenter dan sejarah,
film itu mereka anggap cukup bagus (yang belum lihat filmnya bisa lihat sendiri
yaa, soalnya saya nggak akan membahas tentang film itu)
Setelah kami melihat film
“Jagal” kami diajak untuk berdiskusi dengan komunitas sosial lainnya. Pembicara
yang dihadirkan malam ini adalah wanita yang sangat luar biasa, tp karena saya
belum minta izin beliau untuk menuliskan namanya ditulisan saya maka setelah
ini saya akan menulis “Ibu” sebagai panggilan kepada beliau.
Pembukaan diskusi kami
sangat sederhana. Ibu hanya menjelaskan bahwa apa yang terjadi ketika peristiwa
penculikan sekaligus pembunuhan ke-6 jenderal Indonesia memiliki kejanggalan
apabila pelakunya adalah anggota PKI. Tanpa memperhatikan catatan sejarah, kami
mulai menganalisa dengan logika mengapa hal tersebut menjadi tidak mungkin,
opini yang kami simpulkan dalam diskusi malam ini telah saya rangkumkan sebagai
berikut :
1 Pada masa itu, selang beberapa jam dari peristiwa penculikan dan pembunuhan
6 Jenderal besar Indonesia pemerintah dengan sangat yakin dan berani
menyimpulkan bahwa itu adalah tindakan PKI. Dalam beberapa jam dan tanpa adanya
penyelidikan yang jelas mengenai kasus tersebut tentu saja hal ini menjadi
tanda tanya besar. Darimanakah pemerintah pada masa itu dapat dengan cepat
menyimpulkan bahwa itu adalah tindakan PKI? Padahal masih ada ribuan orang yang
bisa melakukan hal tersebut dengan alasan yang mereka miliki. Sedangkan orang
yang hilang dan terbunuh pada malam itu bukanlah rakyat biasa. Kasus Alm. Munir
yang pejuang HAM dan hanya satu orang saja, penyelidikannya sampai
bertahun-tahun. Namun mengapa enam Jenderal Besar Indonesia terbunuh dan hanya
butuh beberapa jam untuk menyimpulkan siapa pembunuhnya?
Bolehlah kita bilang bahwa mungkin pada saat itu belum ada kriminolog yang
super hebat seperti sekarang ini, tapi apa semua orang pada saat itu yakin
bahwa PKI yang melakukannya? Saya rasa tidak.
2.
Alasan kedua adalah apabila memang PKI yang membunuh keenam Jenderal
tersebut di Jakarta, dengan sangat jelas bahwa penyelidikan seharusnya dimulai
dari anggota PKI di Jakarta. Namun mengapa anggota PKI di pelosok tanah air
seperti di Medan, Surabaya, Bali dan kawasan lainnya tanpa diintrogasi keikutsertaan
mereka dalam hal tersebut langsung dibunuh tanpa memperhatikan keadilan hukum
yang seharusnya bisa mereka dapatkan.
3 Adanya isu bahwa PKI akan mengadakan kudeta pada kekuasaan Ir. Soekarno bersamaan
dengan isu tuduhan bahwa Ir. Soekarno adalah seorang komunis merupakan sesuatu
yang ganjil. Jika memang mereka berada dalam haluan yang sama, lalu apakah para
bawahan akan mengkudeta atasannya yang sedang berjaya memimpin Indonesia? Saya rasa itu adalah hal yang
sangat mustahil.
Jika
memang mereka akan mengadakan kudeta, mereka tidak akan sebodoh itu untuk
menyerah dan tanpa ada persiapan untuk melawan.
Tidak adanya bukti yang signifikan mengenai kejadian penculikan tersebut
sejak peristiwa itu terjadi. Yang ada hanyalah bukti-bukti yang dibuat oleh “pemenang”,
penguasa yang saat itu bisa membuat sejarah. Dan sayangnya, sampai hari ini
kita yang belum tahu masih mempelajari sejarah buatan tersebut.
Sebenarnya ada banyak
lagi yang kami simpulkan malam ini, namun rasanya hal yang saya tuliskan diatas
sudah cukup.
Pernahkah anda mendengar
cerita mengenai orang yang dituduh PKI tiba-tiba menghilang? Atau cerita
tentang keturunan PKI yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak karena
mereka dianggap PKI? Atau cerita tentang berapa juta rakyat Indonesia yang
merupakan anggota PKI atau orang biasa yang “dituduh” adalah anggota PKI yang
terbunuh? Itulah pengaruh penguasa yang dengan gampangnya membuat sesuatu yang
salah terlihat benar dan sesuatu yang benar terlihat salah.
Kalaupun pada saat itu
PKI bersalah, silahkan salahkan mereka. Dan mungkin jika anda terlalu percaya
dengan hal itu anda juga boleh menyalahkan keturunannya.
Namun jika PKI pada saat
itu tidak bersalah, silahkan anda cari referensi tentang siapa orang-orang yang
menginginkan mereka dibunuh. Silahkan salahkan orang-orang itu, dan mungkin
jika anda terlalu marah dengan hal yang anda temukan setelah mencari referensi tentang
mereka, anda boleh menyalahkan keturunan meraka yang saat ini sedang merajai
hidup anda.
Saya bukan orang komunis,
saya bukan keturunan PKI, saya juga
bukan orang yang anti terhadap orde baru dan Soeharto. Semua yang saya tuliskan
disini adalah opini saya sendiri. Hasil dari pengamatan yang saya dapatkan. Anda
boleh setuju dengan apa yang saya tulis, anda juga boleh menghujat dan
menyalahkannya. Saya juga tidak bermaksud menjelek-jelekan salah satu pihak
dengan mengangkat kebaikan piha lain. Semoga bermanfaat :)